Uslubul Hakim أسلوب الحكيم

تلقى المخاطب بغير ما يترقبه إما بترك سؤاله والإجابة عن سؤال لم بسأله وإما بحمله كلامه على غير ماكان يقصد إشارة إلى أنه كان ينبغى له أن يسأل هذا السؤال أو يقصد هذا المعنى.

       “Mukhatab (orang kedua) menerima perkataan yang tidak ditunggu-tunggu, baik karena membiarkan pertanyaannya dan menjawab pertanyaan yang tidak ia tanyakan, atau karena mengalihkan pembicaraannya kepada sesuatu yang tidak ia maksudkan sebagai isyarat bahwa ia sebaiknya bertanya tentang persoalan tersebut (yang tidak ia tanyakan) atau menghendaki makna tersebut”. ( Dzul Iman Maman, 2013: 84)

Uslub Hakim adalah gaya bahasa yang disampaikan oleh seseorang dalam memberikan jawaban terhadap sebuah persoalan dengan jawaban yang keluar daripada persoalan tersebut sebagai isyarat bahwa hal itu lebih penting dari masalah yang ditanyakan. (Wahyuddin, 2007 : 21)

Contoh :

قِيْلَ لِشَيْخٍ هَرَمٍ : كَمْ سِنُّكَ ؟ فَقَالَ : إِنّيِ أَنْعَمُ بِالْعَافِيَةِ

“Seorang kakek tua ditanya, “Berapa usiamu?” Lalu ia menjawab, “Aku merasa senang bisa sehat”.

Terkadang seseorang berbicara dengan kita atau menanyakan sesuatau dengan kita, lalu muncul dalam benak kita untuk berpaling dari pokok persoalan atau jawaban, karena beberapa hal, di antaranya kita anggap bahwa orang yang bertanya itu tidak akan memehami jawaban yang sebenarnya, dan lebih baik kita mengajaknya memperhatikan sesuatu yang lebih bermanfaat baginya, penyebab lain adalah karena orang yang berbicara itu pendapatnya tidak tepat dan kita tidak ingin mengejutkanya dengan pendapat kita, dalam keadaan demikian, kita mengajaknya dengan sehalus mungkin berpaling dari pokok masalah yang ia hadapi kepada sesuatu percakapan yang lebih patut dan utama.

Contoh :

  1. Firman Allah, Al-Baqoroh 189.

يسئلونك عن الأهلة ۗ قل هي مواقيت للناس والحج ۗ … (البقرة : ١٨٩)

mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.”

Bila kita perhatikan contoh di atas, kita dapatkan bahwa para sahabat Rosulullah SAW bertanya kepada beliau tentang keadaan bulan sabit, yang semula kecil hingga besar dan akhirnya menjadi kecil kembali, hal ini adalah salah satu masalah ilmu falaq, yang untuk memahaminya diperlukan pengkajian lebih detail dan serius. Oleh karena itu , Al-Qur’an memalingkan masalah itu dengan menjelaskan bulan itu merupakan tanda untuk bekerja dan beribadah. Hal ini merupakan isyarat bahwa mereka sebaiknya bertaanya tentang faedah ini, juga menunjukkan juga bahwa pembahasan ilmu harus sedikit diundurkan hingga suasana menjadi mantap dan kekuatan Islam tidak tergoyahkan.

  1. Ibnu Hajjaj Berkata :

قاَلَ ثَقَّلْتُ اِذْ أَتَيْتُ مِرَارًا       #        قُلْتُ ثَقَّـلْتَ كاَهِلِيْ بِاْلأياَدِيْ

قاَلَ طَـوَّلْتُ قُلْتُ أَوَلَيْتَ طَوْلاً   #        قاَلَ أَبْرَمْتُ قُلْتُ حَبْلُ وِدَادِيْ

Ia berkata : Terasa berat jika aku datang berulang kali,

Aku berkata : Engkau keberatan pundakku dengan pemberian

      ia berkata : Aku berlama-lama; aku bekata : Engkau berikan anugrah.

      ia berkata : Aku membosankan; aku berkata : tali kasih sayangku.

Pada contoh kedua ini dijekaskan bahwa teman ibnu Hajjaj berkata : ia telah memberatkanya dengan sering berkunjung kepadanya, maka Ibnu Hajjaj memalingkanya dari pandangan itu dengan cara yang mengandung nilai seni dan lembut, lalu ia berkata dengan makna yang lain : “kamu telah memberatkan punggungku dengan banyaknya kenikmatan yang kamu berikan”. Demikian pula dengan bait kedua.(Ali Al-jarim & Musthafa Amin, 2011:426)

  1. Contoh ketika Al-Qoba’tsari mendapat ancaman dari Hajjaj

حجاج   : لأَحْمِلَنَّـكَ عَلىَ اْلأدْهَـمِ :

“Sungguh engkau akan ku tarik dengan besi hitam”

قبعثري: مثل الأمير يحمل علي الأدهم و الأشهب

“Semisal sang raja memang membela (aku) di atas kuda hitam dan kuda putih”

حجاج   : أردت الحديد

“Aku bermaksud besi hitam”

قبعثري: لأن يكون حديدا خير من أن يكون بليدا

“Sungguh ia itu pandai akan lebih baik dari pada bodoh”

Yang dimaksud Qoba’tsari adalah menyalahkan Hajjaj bahwa yang pantas baginya adalah memberikan janji bukan malah mengancam.

1 responses to “Uslubul Hakim أسلوب الحكيم

  1. Ping-balik: ILMU BADI’ DAN PEMBAGIAANNYA علم البديع وأقسامه | All About Pendidikan·

Tinggalkan komentar